Friday, September 3, 2010

The Freak Tale of Green Day in: Evil In The Sunny Day(Part.2)

Note: Akhirnya...
Beres juga part. 2. Otak gue udah dipenuhi dengan tugas-tugas sebagai warga baru SMA serta ulangan harian seminggu ini. Mumet-mumet.. Gue bikin ini juga udah lama banget.
Demam bola udah lewat 2 bulan malah. Selesainya aja pas gue mau ulangan harian fisika pertama.

Suasana di rumah keluarga Armstrong kembali sepi. Jakob telah pergi beberapa jam yang lalu untuk memenuhi janji main dengan teman-temannya. Tak berapa lama, Adie dan Joey angkat kaki ke Atomic Garden. Sebenarnya, Joey ogah banget membantu Ibunda tercinta di tempat gawenya. Namun, hatinya disogok oleh alasan banyaknya karyawan yang mengambil cuti dan Kadek akan membantunya. Jadi, yang ada di rumah hanyalah sepasang Homo sapiens berjenis lelaki dengan tampang abstrak. Mereka tengah duduk bercengok-ria di sofa ruang TV.

“ Cuy, bukannya hari ini lo mesti ngejemput adek lo di bandara?” tanya Tre penuh harap.
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan Tre untuk menjahili Billie adalah, membuat Billie keluar dari teritorial rumah. Dengan begitu, Tre leluasa untuk mengambil obat pencuci perut di kotak obat yang terletak di sudut dapur.
“ Malay gue. Pengen guling-guling di kasur. Masih kangen rumah.” Ucapnya seperti orang yang gak niat jemput orang(ya,iyalah...).
“ Tega lo. Jadi siapa yang ngejemput?”
“ Gue minta Anna yang ngejemput.” Billie beranjak dari sofa dan menuju kulkas. Mengambil 2 botol bir.

Selama Billie sibuk mengobrak-abrik isi kulkas yang ngejelimet, Tre merayap-endap secara kilat ke sudut dapur guna mengambil obat pencuci perut yang ada di kotak obat. Sepersepuluh detik kemudian, dia melompat ke sofa dan duduk semanis-manisnya tepat ketika Billie menggenggam 2 botol bir dingin. Posisi badannya masih berhadapan dengan kulkas.
“ Sini, Je, biar gue aja yang ngebuka birnya.” Tre menawarkan bantuan.
Tanpa rasa curiga, Billie mempersilahkan Tre mengunjuk kebolehannya dalam membuka tutup botol bir. Menurut Billie, Tre memang paling jago membuka tutup botol tanpa harus menggunakan gigi Temondinho atau Ronaldinho ataupun pembuka tutup botol. Tangan gesitnya, menuangkan bubuk pencuci perut ke dalam botol bir. Kemudian, Tre menyodorkan Bir 'beracun' itu ke Billie.

“ Thanks.” Billie meletakkan bir itu ke mebelnya.
Rese lo, Bill, langsung diminum napa..” dumel Tre dalam hati.
Hidung Tre kembang kempis melihat Billie yang belum ingin menenggak birnya.
“ Lo kenapa,sih? Daritadi gue liatin idung lo kembang kempis.” Billie heran melihat kelakuan Tre.
“ Gue....gue...mau ke toilet.”
“ Lo kebelet? Ya udah sana pergi.” Billie yang tidak tahu rencana Tre mempersilahkannya untuk ke toilet.
Dan ternyata, emang beneran Tre kebelet mau buang air kecil.
“ Argh! Payah si Billie, giliran gue gak kerjain pake bir, diminum habis. Giliran gue kerjain, gak diminum.”
Tre mendumel kesal sambil menarik resleting celananya dan berjalan menuju pintu keluar.
“ Shit! Ini pintu susah banget dibuka.” Tre memutar knop pintu kamar mandi secara paksa.
CKLEK! Gagang pintu yang dipegang Tre copot.
Tre bengong...
Aahhh... untung aja. Makasih,ya, Om TrĂ©. Baru kali ini pintunya rusak.”
“ Light Bulb! Mwahahahahahahahhahaha...uhuk..uhuk..uhuk!”
...
“AARGGGGHHH!!!! DASAR LO IDIOT! NGAPAIN PAKE ACARA LUPA KALO INI PINTU BUAT JEBAKANNYA SI BJ??!!” Tre memarahi dirinya sambil berteriak-teriak kesal.
Percuma juga dia menjerit-jerit sebab, Billie melapisi kamar mandinya dengan lapisan kedap suara. Tak ada siapapun yang di atas. Sampe suaranya ilang juga, hanya akan terdengar secara samar-samar dan perlahan menghilang ditelan ributnya suara televisi yang dinyalakan oleh Billie di lantai bawah.

Sementara Tre Cool ada di WC, tau-tau Mike dan anak bungsunya datang ke rumah Billie.
“ Tumben, bro, bawa si Brixton....”
“ Iya, nih. Bini gue lagi pergi ke rumah ortunya. Stella lagi ngebantuin Kadek sama Joey. Jadinya ya, gue yang jaga si Brixton.” Mike membetulkan gendongannya. Dia sedang menggendong Brixton.
“ Terus ke sini mau ngapain?”
“ Numpang nonton bola. TV di rumah rusak, Bro. Gak sengaja, Si Brixton ngelempar remote ke layar TV.”
“ Wow, I like your style, Brixton.” Billie tersenyum ke arah Brixton.
Brixton menatap Billie dengan mata birunya. BUG! Dengan tampang innocent, Brixton memukul wajah Billie.
“ Ha...ha..ha... makan,tuh style.” Ejek Mike
Billie hanya diam. Pasti si Brixton takut dengan wajahnya pas lagi tersenyum.

“ Hei, ini bir siapa?” tanya Mike setelah dia ambil duduk di sofa ruang televisi.
“ Ohhh... itu punya gue sama Tre. Ambil aja. Nanti gue buka lagi.” Kata Billie yang sedang menggendong Brixton. Kali ini Brixton tidak takut dengan Billie.
Mike mengambil salah satu botol bir yang ada di mebel
“ Si Tre ke mana? Dia nginep di sini,kan?” tanya Mike sambil menenggak seperempat isi dari botol bir.
“ Lagi di WC. Tadi dia kebelet mau kencing.” Jawabnya sambil membetulkan posisi gendongan.
“ Aduh, Brixton kamu sekarang berat banget.” Billie mengajak bicara Brixton.
Mike memandang Billie yang tengah asyik mengobrol dengan Brixton. Udah kayak bininya aja,tuh. Lalu, si Jangkung ini membiarkan Billie bermain bersama anak bungsunya yang masih imut-imut. Dia duduk di sofa yang mengarah ke televisi.
“ Oy, gue keluar dulu,ya. Stok cemilan udah abis,nih. Entar lagi,kan bola mulai.”
“ Ya,udah. Santai aja, perampok gak akan nyatronin rumah lo. Paling banter pulang-pulang gue sama TV lo udah gak ada.” Mike bercanda garing.
“ Haha..lucu banget.” Ejek Billie nyengir garing.” Si Brixton mau gue bawa,gak?”
“ Bawa aja kalo lo mau. Gue capek. Tuh anak berat banget. Btw, rasanya gue bawa keretanya. Ada di bagasi mobil.”
Billie kabur ke luar untuk mengambil kereta Brixton dari bagasi mobil Mike sedangkan, Mike asyik menonton film kartun Spongebob.
“ Cabut,ya.” Pamit Billie sambil melenggang pergi dengan mendorong kereta berisikan Brixton keluar menuju supermarket .
Billie sepertinya kangen masa-masa di mana dia masih dapat menggendong Joey dan Jakob. Sekarang? Boro-boro sanggup. Usianya aja udah hampir 40 tahun. Bisa encok dia ngegendong. Apalagi si Joey. Beuh...sama aja kayak ngegendong Beruang (hehehehe...peace, Joey)

10 menit setelah Billie cabut pertandingan sepakbola Jerman melawan Spanyol dimulai. Bersamaan dengan itu, terdengar gedoran pintu depan yang terburu-buru.
“ Aduh...siapa,sih. Nanggung,nih. Cepet amat Billie balik” Keluhnya. Mike berjalan gontai dan membuka pintu depan
“ Lha, Udey ,toh. ” Mike menunduk wajahnya untuk melihat Audrey yang jauh lebih pendek darinya. Nampak wajahnya asemmmm..banget. Tangan kanannya memegang kerek koper dan menggendong ransel di punggungnya. Serta tas berisi netbook baru yang dipegang di tangannya.
“ Makasih, Mike.”Audrey tersenyum. Ya, seenggak dia bisa tersenyum sesaat.

Mike membantunya dengan membawa koper.
“ Kamu ke sini sama siapa?”
“ Kak Anna. Setelah itu dia langsung pergi lagi karena masih ada kerjaan di Rumah Sakit.” Jawab Audrey masih sebel. Perlu diketahui bahwa Anna bekerja di Rumah sakit khusus anak-anak.
“ Heuuuhhhh.....si Billie gue aduin ke Mom biar tau rasa,dah.” Dumelnya tertahan.
“ Something wrong?”
“ Big mistake.” Audrey menurunkan segala bawaannya dan meletakknya di lantai (kecuali netbooknya diletakkan di mebel).” Billie tuh udah janji buat ngejemput di bandara. Kenyataannya, ditungguin 2 jam gak dateng-dateng, tuh orang. Yang ada Kak Anna yang ngejemput. Padahal aku bela-belain cepet-cepetan buat liat bola. Udah mulai belum?”
“ Tuh.” Mike memaju dan mengarahkan bibir tipisnya ke televisi. Nampak Podolski sedang diinjek kakinya.
“ Aduh, kesian banget. Mana gak minta maap lagi, tuh Spanyol.”
“ Billie sekarang kemana?”
“ Supermarket. Beli stok cemilan buat liat bola sambil bawa Brixton.”
Audreypun ambil duduk bak abang becak. Sebodo amat sofanya jadi kotor karena Chuck Pianonya.
“ Ini daritadi belum gol si Jerman teh?”
“ Yoi. Spanyol ketat banget.”
“ Yang kudengar,ya, Paul si gurita ngeprediksi Spanyol yang menang.”
“ Haduhh...Jerman gak boleh kalah. Ogud sama Tre taruhan sama Billie,nih. Doi milih Spanyol ketimbang Jerman.”
“ Lha, emang Mike aja? Aku juga gak pengen.” Alis Audrey kembali berkerut-kerut.
“ Btw, si Tre mana? Gue denger kalian berdua sampe berantem sejadi-jadi gara-gara si Billie kalah taruhan.”
“ Kalo itu kah beda story. Tre lagi di kamar mandi. Kebelet kencing katanya. Tapi, kok ditungguin daritadi gak balik-balik,ya?”
“ Mungkin aja berlanjut. Siapatahu dia sakit perut.” Audrey dengan seenaknya memprediksi keberadaan orang. Mereka berdua sama sekali tidak tahu bahwa Tre itu terjebak di jebakannya sendiri alias senjata makan tuan.

1 jam berlalu. Billie belum balik-balik juga. Ada apa gerangan? Yang jelas mereka berdua yang sedang duduk di sofa saking asyiknya menonton pertandingan antara Jerman vs Spanyol itu sampe melupakan segalanya yang ada di dunia ini. Hingga sekitar di menit ke 70....
TUING!!!GOOOLLLLLLL
“ ANJRIT!” umpat Audrey kaget.
“ WTF!” tambah Mike.
Berdasarkan umpatan-umpatan di atas, kalian dapat mengetahui bahwa Spanyollah yang mencuri angka dari Jerman. 1-0. Gimana gak mau kaget coba, Wong Spanyol bernama Puyol itu telah menyundul bola ke gawang Jerman di menit-menit terakhir.
“ Tenang, Mike. Kita masih ada harapan beberapa menit lagi. Paul itu Cuma gurita doang. Dibikin gurita goreng juga dia gak bisa ngeprediksi lagi.” Audrey mencoba menghibur Mike.
Nyatanya....

“ Aaa...lemes gue.” Mike merosot madesu. Kali ini jagoannya Billie yang menang. Audrey juga kecewa. Dia juga dukung Jerman.
“ Mike, si Tre udah dari kapan di WC?” tanya Audrey
“ Waktu gue dateng si Tre udah di sana. 10 menit setelah Billie pergi dia juga masih ngedekam di sana.”
“ Orang diare mana mungkin sampe satu setengah jam begini. Ato kita cek saja?”Audrey merasa cemas. Sesinting-sintingnya Tre pasti mana mungkinlah dia ngedekam di WC sampe segitu lamanya.
Mike menyetujui ajakan audrey. Lantas, mereka ke atas. Tak ada suara. Sunyi senyap.
“ Treeee....!!!” Mike menggedor-gedor pintu kamar mandi.
“ Lo ngapain aja di kamar mandi?”
Gedubruk! Terdengar seperti sesuatu yang menghantam ke pintu.
“ Eh, kenapa lo? Lo diare berat?”
“ Gue... kekunci.....” kata Tre lirih.
“ Kekunci gimana?” Mike masih gak ngeh.
“ GOBLOG! INI PINTUNYA RUSAK! CEPAT BUKAA...!!” Tre mundung.
“ Ya..ampun..” Audrey mencoba membuka kenop pintu. Untung berhasil kebuka dan Trepun berhasil keluar dengan posisi jatuh tergelepak sperti orang mau pingsan. Wajahnya nampak kuyu bahkan, jambul terkenalnya saja tampak layu.
“ Astaga, Tre, satu setengah jam situ di sini?”Audrey tercengang.
“ Iya, ini buat ngejahilin Billie. Yang jelas lo gak minum Bir,kan? Itu salah satunya gue kasih obat pencuci perut buat birnya Billie. Yang ada guenya yang lupa kalo make toilet bukan yang ini.”
“ Wkwkwkwwkkwk....senjata makan tuan,dong.” Audrey ngikik abis.
“ Untung aja gue minum yang punya lo, Tre. ” Mike bernapas lega.
“ Duh, mana gue ngelewatin FIFA lagi. Siapa yang menang?”
“ Spanyol.” Jawab Audrey dan Mike kompak. Tambah lemaslah Tre. Berarti dia juga sama-sama kalah taruhan dengan Billie.
“ Aaaaa...Si Billie menang, deh.”

“ MIKEE...TREEE...GUE BARU PULANG. SORRY, MIKE. GUE BAWA KELILING-KELILING SI BRIXTON. GUE KANGEN GENDONG ANAK.”
Panjang umur. Yang diomongin udah dateng. Mereka bertiga yang di atas saling pandang. Timbul rencana jahat yang sama di benak mereka.
Mike berlari-lari turun ke bawah. Kebetulan Billie yang baru meletakkan Brixton di sofa pengen ke toilet.
“ Bill, gue duluan,ya. Kebelet,nih.” Mike buru-buru menutup pintu toilet lantai bawah sebelum Billie merespon apa-apa.
Sebelum Billie nyampe ke atas, Tre membetulkan kenop pintu sedemikian rupa.
Nyampe ke atas Billie melihat adeknya serta Tre yang sedang bercengkrama.
“ Aduh, Deyy...sori,ya. Gue hari ini capek banget.” Billie melas minta maaf.
Dan lagi-lagi Tre dicuekin oleh Billie. Bahkan lebih cuek dari bebek.
“ Ya, gak pa-pa. Billie kemarin kan abis pulang gawe ya gue ngerti.” Respon Audrey
Padahal dalam hatinya bilang gini...
Liat aja entar pembalasan kami bertiga.

“ Eh, ada Brixton,toh.” Audrey mengangkat Brixton yang sedang memegang remote TV dan memangkunya.
“ Aduh, Mike. Brixton udah berat banget.”
“ Eh, ati-ati, Dey.” Mike menarik remote TV milik Billie dari tangan Brixton.
“ Gue numpang nonton di sini gara-gara Brixton ngelempar mainannya ke layar TV. Rusak langsung.”
Tre dan Audrey ketawa meledak. Kemudian mereka hening. Alam bawah sadar mereka mengatakan bahwa 5 detik selanjutnya akan ada suatu ledakan

5..4..3..2..1..
“MIKE, TRE, UDEY!!! BUKA PINTUNYA, KNOP PINTU KAMAR MANDI GUE RUSAKKKK!!!”
Terdengar jeritan Billie dari kamar mandi atas. Biarpun samar-samar, nampak terdengar jelas di telinga mereka bertiga.
Bukannya ngebantuin, mereka bertiga malah ketawa ngakak.
“ Apa salah saya...????” ratap Billie sambil merosot turun ke lantai kamar mandi.

No comments: