Sunday, July 17, 2016

MENGKAMBNGHITAMKAN POKEMON GO

Baru-baru ini Pokemon Go yang dibuat oleh Niantic dan The Pokemon Company membooming secara mendunia. Perbedaan Game Pokemon yang menggunakan console NDS dan GBA Nampak terlihat jelas dengan Pokemon ini. Untuk yang menggunakan console NDS dan GBA, mereka dapat memainkan playernya tanpa harus bergerak sementara itu, Pokemon Go mengharuskan pengguna untuk bergerak menuju tempat yang dituju yang telah disesuaikan dengan tempat dunia nyata yang dibantu dengan gps.
Saya sendiri telah mendonlot Aplikasi tersebut( via googling karena Indonesia masih unavailable di Google Store) namun, saya belum memutuskan untuk segera memainkannya mengingat keadaan baterai tab saya yang mulai soak dan hape saya( Samsung Chat) yang mungkin bakal un-compatible. Kalaupun compatible, appsnya bakal nge-lag karena kapasitas RAM yang hanya 512mb. Ngaku gamer tapi masih perhitungan buat gadget (karena duitnya lebih sering dikeluarkan untuk beli make up :p). Yep, saya mengakui itu. Itu sebabnya, saya bukan gamer sejati tingkat kronis. 
Dengan adanya sesuatu yang baru tentu tak luput dari dampak yang dapat mempengaruhi si pengguna. Positifnya, berbahagialah para orang tua yang memiliki anak gamer tingkat kronis yang biasa ngejogrok di depan platformnya doang( PC, PS 1234, NDS, GBA, Wii, XBOX, etc) memainkan Pokemon Go karena akhirnya anak tersebut menggerakkan fisiknya dan keluar rumah untuk menghirup udara, merasakan energi panas matahari, melangkahkan kakinya di tanah dan merasakan sedikit genangan air…..demi menangkap pokemon atau mungkin, akhirnya mereka dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya atau akhirnya si anak mulai mencari pemecahan secara kreatif bagaimana tiba di pokestop yang tempatnya jauh banget yaitu, pesan kendaraan berbasis online atau nyetop angkutan umum yang lewat( note: penulis tidak menyarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil atau ojek berbasis online maupun manual).

Lanjut ke dampak negative. Nah….dampak negative inilah yang paling banget-nget-nget diinget masyarakat. Akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa Pokemon Go membahayakan nyawa si pengguna dan cenderung meningkatkan kriminalitas contoh; Main sambil nyetir mobil ato naik motor dan berjalan tanpa melihat keadaan sekitar terlebih dahulu. In my opinion, kalian sama aja membahayakan diri sendiri( kecuali: nyasar ke tempat orang, soledad, kesandung, jatoh ngegasruk, nyemplung ke comberan bahkan gak sengaja nyium tiang listrik sampai jontor, silahkan tanggung sendiri sakit dan malunya) dan lingkungan sekitar. Mau kalian sudah berpengalaman bertahun-tahun di jalan raya pake kendaraan pribadi sendiri juga saya tidak menyarankan. Cukup emak-emak bikers yang pake helm di lengan ketika di jalan raya dan angkot saja yang membuat kita repot di jalanan( no offense, tapi, itulah realita). Bicara soal kriminalitas, nah ini yang kudu diwaspadai. Indonesia masih banyak copet dan perampok, coy. Dengan mengeluarkan gadget untuk bermain Pokemon Go di ruang public, kemungkinan anda bisa saja dipalak memberikan gadget kalian. Tambah lagi beredar broadcast yang biasanya tersiar digrup gossip chatting( terjadi digrup chatting wa saya yang semestinya grup tersebut dipakai untuk pengumuman latihan bukan untuk gossip yang out of topic!) yang menjelaskan tentang Pokemon membuat penonton mengalami gangguan saraf. Lemme get straight! Pada tahun ‘97an ada satu episode pokemon yang efek gambarnya mendominasi cahaya berwarna biru,pink neon dan merah yang pergantian efeknya dalam waktu singkat sehingga mempengaruhi otak dan saraf dalam menerima pesan gambar tersebut. Memang benar Pokemon pernah membuat penontonnya diopname karena mengalami epilepsy gara-gara menonton episode tersebut namun, peristiwa itu hanya terjadi sekali karena episode tersebut sudah dibanned. Saya sendiri juga tidak menyarankan untuk nonton episode tersebut, bikin sakit mata. Dengan adanya episode tersebut(yang udah DI-BANNED, sekali lagi saya ingatkan SUDAH DI-BANNED, sodara-sodara) bukan berarti si Pokemon Company bakal meneruskan episode dengan memberikan efek-efek seperti episode itu bukan? Bisa-bisa dituntut lagi dan bangkrut atuh. Selain itu, kecanduan terhadap Pokemon Go rasa-rasanya nampak negatip di mata orang terutama di mata orang tua. That’s weird, gak cuma Pokemon Go doang kok yang bikin candu. Main Angry Bird bukannya bikin candu? Main Flappy Bird bukannya bikin candu( tambah lagi kecanduan beli gadget karena mainnya sambil dibanting sampe rusak)? Main Hay Day bukannya bikin candu?Main COC bukannya bikin candu? Main Clash of Royalty bukannya bikin candu? Kopi bukannya bikin candu? Rokok bukannya bikin candu? Nonton Uttaran bukannya bikin candu? Nonton Tukang Haji Naik Bubur bukannya candu? Nonton Bocah kedampar di Jalan bukannya candu? Berita burung yang lebih seru lagi, ya bawa-bawa agama. Atuh…..kita hidup di abad 21 kok gagal move on dan malah balik lagi ke zaman kegelapan alias Dark Age? ( silahkan googling sendiri bagaimana peradaban Dark Age) 
Manusia normal pasti akan melakukan cara apapun dari yang bersih hingga yang paling kotor untuk melindungi dan mempertahankan kepentingan dirinya. Salah satu cara kotor manusia melindungi dirinya adalah menyalahi atau mengkambinghitamkan sesuatu atau seseorang. Menyalahi aplikasi Pokemon Go adalah satu dari aplikasi maupun program lainnya yang dikambinghitamkan. Aplikasi itu benda mati sementara itu, manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk berpikir. Bila menggunakan aplikasi tersebut ada baiknya kita selaku pengguna untuk memikirkan konsekuensinya. Kalau memang celaka karena bermain Pokemon Go bukankah itu karena tidak memperhatikan keadaan sekitar? Bukankah sama saja porsinya ketika kita tidak memperhatikan lingkungan sekitar karena keasyikan mantengin gadget entah itu texting, gaming, chatting, selfing or whatever…Gak cuma soal Pokemon Go maupun gadget. Praktisi kehidupan sehari-hari kita ditentukan oleh pilihan yang telah pilih sendiri bukan benda mati ataupun orang lain. 
Saya mengakui bahwa saya mungkin membela yang pro namun, saya juga berusaha untuk bersikap netral. Dengan curcolan ini saya tidak mengharapkan pembaca untuk menjadi satu pikiran dengan saya. Mau gak setuju..sok atuh....nanggepin negatip? Monggo. Ini hanya curcolan semata yang berawal dari kekecewaan maupun kemuakan saya terhadap broadcast nonsense dan mengatasnamakan agama tentang dampak negatif Pokemon Go. Hanya satu harapan saya yakni; menghargai creator app tersebut yang udah susah payah membuatnya. Itu saja.
Salatiga, 17 Juli 2016
-Udey-

Saturday, June 4, 2016

Yes, I’m (Semi) Gamergirl



Selain berkiprah di dunia perlenongan dan perkuliahan music, saya juga berkiprah di bidang game.  Dari umur 3 tahun saya seneng banget yang namanya main game. Dimulai dari game-game interactive untuk anak kecil sampai game berplot dengan rating macem-macem. Selain ngegame, saya juga seneng nonton dan ngamatin para gamer di youtube atau nontonin secara langsung. Hobi ini juga sudah ada sejak saya TK ketika 2 sepupu cowok saya yang tinggal di Cibinong dibeliin PS 1. Seneng aja sambil duduk di jojodok(Kursi kecil;dingklik-red) terus nontonin mereka main CTR( Crash Team Racing), Pepsi Man, Bugs Bunny  Lost in Time, Tarzan, Mishi Bashi, WWE, WE, Harvest Moon: Back to Nature bahkan Dance-dance Revolution. Saya juga sempet dikasih pinjem tapi, selebihnya saya sering nontonin mereka main. 

Dari kecil sampe lulus SMA, saya jarang main game terupdated dan gak dibeliin console game seperti sepupu cowok saya yang dibeliin PS 1 n PS 2. Saya sebenarnya pengen, tapi, saya sadar. Hobi nonton TV dan Main Komputer lebih mendominasi ketimbang belajar. Coba aja saya merengek minta dibeliin PS ama ortuterus dikabulin, bisa tambah males belajar aink. Untuk main PS ya biasanya saya mesti ke rumah sepupuku dulu yang di Cibinong. Makanya tiap liburan apa ajah, saya selalu nginep terus di Cibinong hanya untuk main atau nontonin mereka, om saya n teman2nya main.  Sampe sekarangpun saya masih seneng nontonin para Gamer Youtuber main. Channel Gaming Favorit saya adalah Tara Art Game Indonesia, Gema Show Indo, Reza Oktovian dan Pewdiepie.

Saat kelas 3 SD, sepupu saya beli PC dan saat itu, game PC juga mulai booming. Sepupuku bahkan nginstall Counter Strike dan The Sims 1-2. Saya sempet nyoba main Counter Strike ternyata dalam mengatur strategi dalam teamwork emang mesti cepet sementara  prosesor otak  saya yang ada di OS Window 95 (alias lemot). Selain itu, saya masih belum mengerti aturan dalam menembak grup terorisnya. Akhirnya saya menyimpulkan kalau saya kurang tertarik dengan game ini sekaligus menjadi game pertama saya yang berbasis tembak-tembakan. Saya lebih suka main the sims 1 dan 2 tapi, karena saya waktu itu belum bisa memanage, jadilah karakter2 sims saya dengan mood yang jelek2. Untuk The Sims, butuh 2 tahun saya dapat memainkan game ini di rumah sendiri. Nyokap saya bilang perlu didampingi orang tua dan saya nurut apalagi, saat itu adek-adek saya masih kecil pisan. Alasan lainnya, The Sims itu addicted, bisa-bisa kagak belajar pelajaran aink dan itu lumayan terbukti. Kelas 5 saya berhasil menginstall The Sims Unleashed(CD ROMnya asli dari Amrik, coy. Oleh-oleh dari nyokap yang waktu itu abis di-training 3 minggu di Seatle) yang pada saat itu sedang UTS! Jadi, dah The Sims Addicted dan nilai-nilai sekolah banyak yang mepet kecuali Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Seni Musik (waktu itu, minat saya di bahasa cukup kuat bahkan, saya pernah bercita-cita mengambil jurusan Sastra Indonesia tapi, ternyata Seni Pertunjukan Musik mengalhkan segalanya :D).

Saat SMP, saya mulai main game-game GBA Emulator ( dan nilai-nilai saya di kelas 7 juga gak bagus-bagus amat kecuali Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Mandarin dan Seni Musik yang selalu di atas 8.)
Game-game GBA yang saya mainkan bener-bener antara lain: 

1.       Harvest Moon: More Friends at Mineral Town
Sama kayak yang Back to Nature hanya saja yang jadi karakter utamanya itu si Claire, player cewek. Jadi saya bisa nikahin salah satu 5 bachelor; Rick, Gray, Kai, Cliff dan Doctor(Trent). Ada juga 3 secret bachelor yaitu; Mayor Thomas, Won dan Zack. Saya mengulang main game ini beberapa kali untuk nyoba nikah dengan Rick dan Gray. Mungkin sekitar 1-2 tahun saya mainin game ini sampe bosen banget.

2.       Pokemon: Emerald Version
Sama juga kayak Harvest Moon, saya sempet ngulang beberapa kali karena salah nge-save(sering gak sengaja ke save di slot yang punya save-an adek gw). Pokemon starter emerald yang saya pilih selalu si Mudkip, pokemon water type, walaupun pas evolusi terakhirnya kagak keren, makhluk rawa-rawa dan endut imut macem pemiliknya( *PLAK!). Awal-awal main game RPG ini banyak kecupuan ala-ala para NOOB(istilah/ejekan untuk para player yang baru main dan masih payah) yang saya buat karena masih belum ngerti. Si Mudkip OP(Over Power) karena jarang ngeswitch dengan pokemon lain,lha, gak ngepelajarin kelemahan tiap tipe,lha( karena waktu itu belum ngerti kelemahan dan imunitasnya pokemon, sering kalah tuh sama si Brendan.) Sempet ngelawan Rayquaza( Legendary Pokemon Emerald) terus dengan tololnya kagak ditangkep. Tapi, setelah ketemu sama temen cewek gw( sekarang dia udah lulus dari kuliah DKVnya dan udh jadi freelancer) yang seneng main ntu game, baru dah ngerti semuanya. At least, untuk game ini tingkat gamer gw udah naik jadi intermediate,lha.

3.       Megaman Battle Network 1-6/ Rockman. EXE 1-6
Megaman merupakan character anime jadul yang terus diupdate sampe sekarang. Sama kayak Pokemon yang terus diperbaharui versi-versinya. Untuk di GBA hanya ada Megaman Battle Network dan saya suka karena Megamannya cakep. Semuanya sudah saya coba dan yang paling susah adalah yang ke 5. Anjaylah strategi RPGnya hese bener atau emang otak gw yang masih NOOB sama yang beginian? Untung ajah saya mainnya di GBA Emulator, salah move bisa ngeload di move sebelumnya kalo sebelumnya udh nge-quick save dulu.

Saat SMA saya berhenti main GBA Emulator karena bosan, tugas sekolah ngejibun, latian vocal mulai intens untuk masuk kuliah music, tugas padus/solo vocal untuk wisuda Univ/Akademi sekitaran Bogor atau  Tugas Koor/Mazmur untuk  Misa Wedding atau Misa Biasa, Kesaksian pujian di gereja non-Kristen Katholik,  nulis fanfict absurd Green Day dan baca fanfiksi Batman, Sherlock, Young Justice, Naruto, Skyrim dan Power Ranger in Space di fanfiction.net. Dengan kegiatan yang gak seperti anak-anak SMA kebanyakan, hobi nge-game saya gak berhenti. Hanya 1 game yang sering saya mainin saat SMA yaitu, Minecraft Pernah juga, sih nyoba main Slenderman yang paling pertama teak. Boro-boro bisa dapet 8 kertas. Dapet dua ajah udah disamperin. Yo wiss, enough,deh. Nontonin reaksi orang-orang yang mainin game ini aja, deh di Youtube( Di sini barulah saya tahu Pewdiepie).

Kelar SMA dan masuk kuliah, barulah saya beneran nyaris jadi gamer. Kalo lagi penasaran banget, saya bisa saja main dari pagi sampe subuh dengan catatan di hari itu beneran kosong, gak ada orderan tampil, gak ada kuliah dan atau gak ada latihan.
Berikut beberapa game yang sudah saya mainkan selama kuliah ini:
1.       The Elder Scroll V: Skyrim
Ini game pertama saya dengan graphic yang menurut saya cetar membahenol. Padahal keluarnya tahun 2011, mainnya di tahun 2013. Kudet emang. Pertama kali yang memperkenalkan game ini adalah temen deket saya. Rekomendasinya menarik dan akhirnya mainlah ini game. Misi utamanya adalah kita selaku Dovahkiin( Dragonborn) kudu menyelamatkan Skyrim dengan membunuh naga bernama Alduin. Yang bikin saya nganga adalah kita bisa memilih race yang telah tersedia di sana ( Nord, Imperial, Argonian, Breton, High Elf, Wood Elf, Khajiit, Orc, Dark Elf dan Redguard) dan mengedit karakter kita sendiri. Beberapa kali saya juga mengulang game ini karena ada beberapa quest dengan pilihan yang berbeda-beda. Enaknya main Skyrim adalah, kita bisa nyeleneh dari main quest. Kalian mau namatin Faction Quest atau Radiant Quest duluan diperbolehkan karena gak akan mempengaruhi Main Quest.  Untuk lebih detail lagi, silhkan main sendiri. Bisa-bisa saya ngespoiler entar.

2.       Batman The Arkham City
Saya hanya sempet main setengah plot karena gak pernah bisa disave. Udh beberapa kali dire-install tetep laptop saya gak nerima. Hiks. Padahal saya suka banget dengan game ini. Red Robin bisa kita jadi player tapi, ya owoh susahnya minta ampun kalo disuruh nge-stealth.

3.       Batman The Arkham Origins
Nah, seri ketiga dari Batman Arkham series ini, saya bisa tamatin plotnya. Di sini saya juga mulai tertarik dan mempelajari game stealth. Villain yang paling saya takuti di sini adalah BANE. Pertama, efek samping nonton The Dark Knight Rises. Bane yang saya kenal adalah Bane yang ada di Batman and Robin keluaran tahun 1998, di mana dia jadi penjahat kacangan yang Cuma jadi babu si Poison Ivy doang. Begitu nonton yang the Dark Knight Rises, ampun mak! Saya tutup mata pas bagian Bane mukulin Batman habis-habisan sampe matahin tulang punggungnya. Kedua, di sini Karakter Bane dibuat seperti manusia segede gajah. Berotot lebih daripada Ade Rai dan damage tubruk si Batman gede banget. Selain itu, saya takut dengan DEADSHOT. Serius!pas ngehadepin ajah deg-degan banget. Susah banget ngalahinnya karena tipe plot gamenya kita mesti ngestealth, benda jatuh dikit ajah ketahuan. Udah berapa kali tuh si Batman ngere-spawn. Begitu bisa ngalahin baru dah, bisa rebahan sejenak di senderan kursi.

4.       Assassins Creed Liberation dan Brotherhood
Sebelumnya saya kurang begitu tertarik dengan Assassins Creed, tapi, karena yang ini ternyata player utama cewek, saya tertarik untuk main. Berbekal elmu kucing garong ngumpet (baca: stealth) dari Batman dan Skyrim, main Assassinpun jadi gampang apalagi mereka jago Parkour. Tamat main yang lIberation, saya nyoba main yang Brotherhood. Lumayan, belajar peradaban era Renaissance di Itali dan Venice. Bahkan disana ketemu juga dengan Leonardo di Caprio eh salah, Leonardo Da Vinci.

5.       Dark Soul II
Ini game paling ngawur, paling ngaco dan paling bikin darah tinggi. Saya gak akan pernah lagi ngelanjutin game ini. Laptop ini bisa patah, mouse bisa pecah, Layar laptop bisa retak dan kerusakan Hardware laptop lainnya yang bisa bikin kita gak bisa gawein tugas kuliah.

6.       Thief
Karena saya mulai suka game genre stealth, saya mulai nyoba game di luar Skyrim, Assassins Creed dan Batman. Saya nyoba main Thief, baru beberapa hari main, saya langsung uninstall. Plot game, quest dan point of viewnya terlalu dibatasi jadinya gak bebas.

7.       Resident Evil Revelation
Saya gak sempet namatin DLC boss dari game ini. Selain nyusahin, nambah beban hidup ajah. Jadilah saya uninstall. Walaupun plotnya diatur dan dibatasi, saya teteap suka dengan jalan permainannya yang ngasih cukup banyak jumpscare sampe-sampe saya teriak2 sendiri di kamar ato ngomel-ngomel sendiri gara-gara kegoblokan yang player buat.

8.       GTA San Andreas
Ini game emang umurnya udah lebih dari 10 tahun tapi, saya baru mainin game ini secara total. Dulu pernah main game ini di Cibinong dan gak pernah nginstal di rumah mengingat game ini terlalu keras. Inget banget waktu itu saya selaku player ngerampok mobil orang dan ngelindes para pejalan kaki, jalan-jalan sampe mobilnya kebakar, nembakin orang secara random ataupun naik motor sampe jumpalitan dan jatoh ngegasruk.

Sampai saat ini saya masih jadi gamer. Karena tidak total, saya mengakui diri saya sebagai semi-gamer atau mungkin Fangirl gamer karena tujuan ngegame saya kebanyakan nge-fandom karakter-karakter yang ada dalam game. Untuk readers yang sedang mainin game yang sudah saya bahas di atas terus kesulitan alias ngestuck, kalian boleh kok nanya ke saya kecuali Thief dan Dark Soul II( Bad Recommended!). Paling ada dua jawaban yang pasti: 1. Jawaban yang beneran dijawab. 2.Jawaban yang gak bisa terjawab (Solusi: googling ke page wikia game masing-masing :D). Btw, kalau ada yang nanya "pernah main dota belum?" saya akan jawab " Gak pernah dan gak pengen. Selain puyeng kalo main kerubutan begitu, sayang quota internet."

Wednesday, May 4, 2016

Cabe Terong diuleg-in ---> Mbak-mbak Ticketing Bioskop



Beberapa tahun setelah lulus SMA, saya mulai mendengar bahwa anak-anak SMA zaman sekarang mulai banyak yang dandan ke sekolah. Bedakan sih no problem, ya. Atuhlah zaman sekarang anak-anak pada pake mascara, bb cream dan liptint-nan atau lip balm yang berwarna. Back in my day, boro-boro dandan minimal pake pelembab bedakan ama pake lipbalm. Sekalipun make itupun kalo lagi sempet sebelum cao ke sekolah. 

Begitu kuliah apalagi ngambil jurusan pertunjukan, barulah saya sadar bahwa edukasi perlenongan sama pentingnya dengan edukasi membaca not balok, membunyikannya dengan lirik, ngapalin, menghayati dan tampil di depan umum. Sejak awal masuk kuliah, saya mulai mempelajari bagaimana cara berdandan dengan cara trial dan error baik manggung maupun sehari-hari. Yang paling kerasa errornya itu ya untuk sehari-hari.
Saya inget banget dari sekolah sampe awal kuliah bedakan tuh cuma di muka. Iya! Di muka! Kagak di bawa ke leher. Yang lebih seru lagi pas masih awal-awal kuliah. Semester 1 saya membeli bb cream Maybelline shade light, bedak TWC Inez shade Ivory(bedak yang biasa dipake saat lagi tampil ato ke gereja) dan bedak Maybelline Pressed Powder shade light.  Saya sendiri gak pernah ngeliat shadenya. Kupikir kulit udh putih gini beli yang shade terang juga gak kenapa-napa. Iya, gak kenapa-napa kalo  lagi tampil ujian di panggung recital fakultas. Tapi, buat sehari-hari, Ya, Looorrddd….! (Sayangnya momen-momen ini gak pernah saya abadikan mengingat saya sendiri gak suka difoto dan jarang upload foto di medsos pula. ) Bayangin aja, pas kuliah, kalian pake bb cream/alas bedak yang shadenya 1-2 tingkat lebih terang ditambah lagi gak disesuaikan dengan tone warna kulitmu. Bb cream Maybelline yang kupakai saat itu ternyata lebih cocok untuk yang punya kulit dengan cool tone. Sementara kulit saya sendiri warm tone! Apalagi nge-apply langsung diusep pake tangan terus kagak dibawa ke leher. Untuk nge-setnya, kadang pake twc Inez (yang pernah make bedak TWC Inez pasti ngertilah coverage n staying powernya gimana. Coveragenya jooossss…staying powernya cemen -_-)kadang pake Maybelline Pressed Powder(yang ternyata begitu touch up malah cakey juga). Pas lagi keringetan, riasan malah luntur, belang dan cakey sana-sini.Dengan cara-cara yang saya paparkan di atas maka  jadilahhh….cabe-terong diuleg-in(secara saya memiliki sisi maskulin*okegakpenting).
Kesalahan lainnya adalah dalam membeli produk make-up. Selain jarang mnegamati shade dan hasilnya, saya juga jarang untuk survei produk yang akan dibeli. Contohnya, bingung nyari warna lipstick dan hasilnya kayak gimana. Karena ogah rugi dengan apa yang udah dibeli tanpa survey akhirnya, saya mulai googling tentang review produk make up. Review yang paling pertama saya baca tentang bb cream apa yang bagus dari beauty blogger racunwarnawarni.com. Sejak membaca dari blog itu, saya mulai banyak membaca review-review dari blog-blog lain. Dari para beauty blogger, saya mulai mempelajari hasil produk make upnya itu seperti apa serta berdasarkan kecocokan tipe kulit. Saya baru tau setelah baca review tentang bb cream Maybelline bahwa itu bb cream lebih cocok untuk kulit kering sementara kulit saya itu berminyak di area T-zone, pipi dan dagu. 

Masuk semester 3 dan 4 saya sudah sadar ternyata saya nyaris menjadi seorang cabe terong. Maka sayapun mulai mempelajari ulang. Saya mulai rajin nonton para beauty youtuber. Dari situ saya mulai mempelajari :

  1.   Cara mengapply  BB Cream/ Foundation. Pake tangan, sih bisa, asal nge-apply dengan cara ditepuk-tepuk pake beberapa jari aja bukan digesek. Kekurangannya, selain gak higienis( INGET! Cuci tangan sebelum dandan!) ya bakal memicu kelenjar minyak di kulit tambah memproduksi minyak akibat gesekan yang dihasilkan tangan. Karena sudah jarang memakai tangan lagi( kecuali kepepet), saya lebih suka memakai beauty blender. Well…yaahhh..bukan merk beauty blender beneran. Males banget beli beauty blender 200 rebay kalo ada spons macem beauty blender yang hargnya Cuma 89k dan ternyata bisa ngedempul bagus muka bahkan nemu 20 rebuan( nah yang ini kualitasnya kurang bagus). Dengan pake “beauty blender”, base make up jauh lebih merata dan kali ini, saya sudah membawanya sampe ke leher sodara-sodaraaa….

  2. Cara memilih shade alas bedak dan bedak. Saya baru mengerti caranya ketika seorang beauty youtuber menorehkan shade-shade alas bedaknya di jawline hingga lehernya. Untuk sehari-hari cari yang mendekati hingga pas dengan warna kulit kita. Untuk manggung, cari shade 1-2 tingkat lebih terang dari warna kulit kita.
  3.  Tahap-tahap meng-apply make up untuk kulit berminyak. Yang pasti pertama-tama pake pelembab dulu. Tunggu 10 menit biar meresap ke kulit baru primer. Nah, di tahap primer, saya belum dapet primer yang cocok. Tapi denger ada kabar kalo wardah Hydrating Aloe Gel itu bikin base muka nempel n awet. Terbukti sih. BB Cream Pixy shade ochre yang saat ini sedang saya berusaha habiskan, nempel dan merata di wajah. Setelah primer, lebih baik bikin riasan mata n alis terlebih dahulu baru apply bb cream ato foundation. Begitu kelar riasan mata, baru pake foundation dan set pake bedak serta terakhir, lipstikan. Untuk apply Concealer, teknik baking, highlighting, countouring dan shading saya lakukan saat akan manggung. Sayangnya, sampe saat ini saya masih belum dapat menguasai tekhnik contouring dkk itu.
  4. How to make a smokey eyes look. Selama latihan sering, saya yakin saya bisa walaupun sering lupa konsepnya kayak gimana. Haha..


3 tahun belajar akhirnya lumayan membuahkan hasil. Sehari-hari wajah udah gak kayak cabe lagi tapi malah kayak mbak-mbak penjaga tiket bioskop karena make bedak yang ternyata memberikan hasil yang dead matte. Untuk manggung pun udah mulai mengalami kemajuan, perpaduan eyeshadow yang biasanya berantakan kayak era 80s kini lebih ke blend karena sudah memiliki satu set kuas untuk riasan mata dan mulai berani pula ngegeratak muka orang. Untuk lipstikpun sudah diatur. Warna orange coral, nude, pink natural untuk sehari-hari sedangkan untuk manggung, saya memilih warna-warna gonjreng seperti merah cabe dan pink fuschia.

Buat pembaca yang juga masih belajar dan masih melakukan kesalahan seperti yang saya di atas, don’t worry, selama sering banyak latihan, banyak membaca blog para beauty blogger dan pantengin channel para beauty youtuber, dijamin, kalian bisa menjadi MUA amatir di antara temen-temen kalian yang masih belum bisa menggeratak muka sendiri di saat kepepet. Trust me, It works!