Wednesday, May 5, 2010

The Freak Tale of Green Day in: Kacamataku Membawa Bencana

Matahari tahun ini emang lagi silaunya. Selain terik dan membuat badan kepanasan, akhir-akhir di musim semi ini, hujan tidak satupun yang eksis. Maka, Billie Joe berniat untuk membeli kacamata hitam guna menangkal sinar matahari yang menyilaukan. Padahal kacamata hitam milik Billie sudah bejibun tertumpuk di lemari bajunya. Adie tidak tahu harus mengomel apalagi. Sebab, karena kacamata2 tersebut, dia tidak dapat meletakkan berbagai aksesorisnya,

“ Jake, temenin Dad beli kacamata,yuk.” Ajak Billie kepada anak bungsunya.

Jake yang lagi asyik bermain Nintendo DSnya menoleh sedikit ke arah sang ayah. Kemudian, dengan muka cueknya, dia berpaling kembali ke Nintendo DSnya.

“ Sama Mom aja. Siang ini aku gak pengen keluar. Kalo musim semi sepanas ini. Gimana nanti pas summer” Jake menolak mentah-mentah ajakan ayahnya.

“ Mom tadi sudah Dad ajak. Gak mau. Joey sama Udey mana?”

“ Dad lupa,ya? Hari ini,kan hari Minggu, setelah Udey selesai misa, dia langsung latihan koor sampe sore. Kalo Joey, paling banter hang out bareng pacarnya.”

Maka, lemaslah Billie. Tapi, tiba-tiba dia teringat dengan kedua sahabatnya.

“ Halo, Tre. Hari ini kita ke mal,yuk.”

“ Gila lo,ya. Panas-panas gini lo ngajak gue keluar. Ogah!” tolak Tre ketus.” Gue mau ke tempat anak gue di New York.”

“ Yeee… elu gimana,sih? Gak pengen keluar eh, lo malah ke NY buat ngejenguk anak lo. Katanya kepanasan.”

“ Bodo.” Sahut Tre cuek. Dengan seenak udel bodongnya(sebenarnya, puser Tre sama sekali gak bodong. Sedikit didramatisasi dikit boleh,dong), Tre memutuskan pembicaraannya.

“ Jiah, kejam banget,sih, Tre.” Dumel Billie. Kemudian, dia menelepon sohibnya yang satu lagi, Mike Dirnt.

“ Hai, Mikey!”

“ Ya? Ada apa, Billie?” Mike emang sudah kenal suara Billie begitu dia disapa lewat telepon.

“ Hari ini ke mall,yuk.”

Mike hening sejenak.

“ Woy, lo kok diem aja? Ayo, nanti makan siang gue yang nraktir. Lusa,kan lo ultah.”

Mendengar kata ‘traktir’ Mike langsung setuju.”Ayo. Pake mobil gue aja,ya.”

“ Oke. Thanks, Bro.”

15 menit kemudian…..

Dinn..dinnn… suara klakson mobil yang dibunyikan oleh Mike bergema sampai ke dalam rumah Billie.

“ Ah, Dad sudah dijemput. Dad pergi dulu,ya, Jake.” Pamit Billie kepada anaknya.

“ Iya. Daahhh…”

“ Sayang, aku pergi dulu,ya.” Billie mencium Adie.

“ Hati-hati di jalan. Jangan beli kacamata hitam!” pesan Adie tajam.

“ Iya, Adieku sayang….” Billiepun ngeloyor pergi menuju mobil Mike.

Tapi..kenyataannya…

“ Eh, gimana, Mike? Keren,gak?” Billie mematut-matut dirinya sambil bergaya narsis di depan cermin datar dengan kacamata hitam yang saat ini dia pakai.

“ Woy, bukannya istri lo udah ngewanti-wanti lo untuk gak beli ini?”

“ Ahh… gue bosen dengan yang ada di lemari baju gue.”

“ Disumbangin,kek ke orang lain. Ato sumbangin,kek ke orang yang ada di rumah lo.”

“ Ahh.. gue sayang banget dengan kacamata-kacamata hitamku, Mike.” Billie bergelayut manja di lengan Mike(Hiii…)

“ Ah, gini aja kita pulang malem nanti. Adie kan udah tidur. Jadi, dia gak akan ngeliat gue beli kacamata hitam”

Awalnya Mike diam saja. Dia berpikir Billie akan melakukan kegiatan rutinnya sepanjang malam di sofa merah yang empuk yakni,hayomikirapa? Karaokean sampai malam,tau!. Karena Billie merengek-rengek terus, Mikepun akhirnya mengiyakan permintaan Billie

Tengah malampun merebak. Dua manusia ini pulang. Kebetulan Mike memarkirkan mobilnya jauh dari mall. Jadi, mereka kudu jalan pake kaki untuk ke sana. Jaraknya agak jauh. Dalam perjalanan menuju mobil Mike, Billie melihat seonggok bayangan hitam.

“ Ahhh…bayangan hitam doang,kok.” Billie meremehkan. Dia terus aja berjalan.

“ Woi, itu ada …”

GEDUBRAK!GEDEBUG!BUG!BUG!BUG!BUG!CKIIITTT..!!JEGERRR…!!!!

………..

Billie membuka matanya. Sinar matahari pagi memantulkan cahayanya sehingga, membuat matanya kesilauan.

“ David, Alan, Marci, Hollie, Anna, Mom, Udey, Joey, Jake, Mike, Tre! Billie udah sadar.” Kata Adie senang.

Lantas, orang-orang yang Billie kenal dekat dan Billie sayangi mengerumuni dia yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

“ Billieku sayang!” Adie memeluknya sambil menangis.

“ Aduh, Dad. Mestinya aku yang nemenin Dad ke Mall” sesal Jake. Matanya banjir dengan air mata.

“ Dad, Kadek ngebawain buah buat Dad.” Kata Joey.

“ Gue kira lo mau nyusul bapakmu, Bill. Abis lo diem kayak mayat selama 2 hari.” Kata Tre.

“ Franky, gak boleh ngomong gitu!” tegur Mike.

“ Nak, Mom takut sekali kehilangan kamu.” Ollie, ibu kandung Billie memeluk anak bungsunya erat-erat begitu Adie selesai memeluk suaminya.

“ Aku masih syok gara-gara lo gak sadar selama 2 hari,nih.” Omel Audrey.

“ Ini di mana?” Tanya Billie lirih.

“ Rumah sakit. Kamu jatuh beguling-guling dari tangga. Setelah itu, kamu langsung ketabrak mobil.” Jelas Alan, kakaknya.

“ Hah? Sejak kapan?” Billie jadi linglung.

“ Sejak lo pakai kacamata hitam. Dasar goblok! Kalo udah malam, di mana-mana kacamata hitam itu dilepas. Bukan didiemin aja di depan mata.” Marci mengomeli adiknya.

Billie langsung ingat kejadian yang menimpa dirinya. Rupanya bayangan hitam yang dia lihat itu adalah tak lain dari sederet anak tangga. Dia masih merasakan bagaimana pusingnya jungkir balik dari tangga dengan beguling-beguling bak drama di TV. Yang patut disyukuri, dia tidak merasakan bagaimana dia ditabrak. Ajaibnya, dia hanya mengalami luka ringan di kepala dan keseleo pada kakinya. Hanya ketidaksadarannya yang membuat orang-orang di sekitarnya cemas.

Joeypun menyalakan televisi. Di layar kaca tersebut, tampak berita entertainment yang mengulas Billie jatoh dari tangga bahkan, cara jatohnyapun terekam oleh CCTV. 100% terlihat dengan sangat jelas.

“ Hahahahahaha…..!!” Tiba-tiba Audrey dan Tre ngakak. Entah kenapa kalau mereka berdua ketawa pasti selalu nyambung.

“ Eh, kalian kok ketawa,sih?” tegur David.

“ Bukannya bermaksud gak sopan, Big Bro. Tapi, cara jatuh Billie lucu banget.” Jelas Audrey.

“ Iya, juga,ya. Hahahahaha…” Davidpun ikut tertawa.

Pada akhirnya yang lain juga ikut ketularan tertawa ngakak. Hanya Billie yang manyun bibirnya. Andaikata dia menuruti petua istrinya, kejadian seperti ini tentulah tidak akan terjadi. Nyesel,deh.

No comments: