Sunday, July 17, 2016

MENGKAMBNGHITAMKAN POKEMON GO

Baru-baru ini Pokemon Go yang dibuat oleh Niantic dan The Pokemon Company membooming secara mendunia. Perbedaan Game Pokemon yang menggunakan console NDS dan GBA Nampak terlihat jelas dengan Pokemon ini. Untuk yang menggunakan console NDS dan GBA, mereka dapat memainkan playernya tanpa harus bergerak sementara itu, Pokemon Go mengharuskan pengguna untuk bergerak menuju tempat yang dituju yang telah disesuaikan dengan tempat dunia nyata yang dibantu dengan gps.
Saya sendiri telah mendonlot Aplikasi tersebut( via googling karena Indonesia masih unavailable di Google Store) namun, saya belum memutuskan untuk segera memainkannya mengingat keadaan baterai tab saya yang mulai soak dan hape saya( Samsung Chat) yang mungkin bakal un-compatible. Kalaupun compatible, appsnya bakal nge-lag karena kapasitas RAM yang hanya 512mb. Ngaku gamer tapi masih perhitungan buat gadget (karena duitnya lebih sering dikeluarkan untuk beli make up :p). Yep, saya mengakui itu. Itu sebabnya, saya bukan gamer sejati tingkat kronis. 
Dengan adanya sesuatu yang baru tentu tak luput dari dampak yang dapat mempengaruhi si pengguna. Positifnya, berbahagialah para orang tua yang memiliki anak gamer tingkat kronis yang biasa ngejogrok di depan platformnya doang( PC, PS 1234, NDS, GBA, Wii, XBOX, etc) memainkan Pokemon Go karena akhirnya anak tersebut menggerakkan fisiknya dan keluar rumah untuk menghirup udara, merasakan energi panas matahari, melangkahkan kakinya di tanah dan merasakan sedikit genangan air…..demi menangkap pokemon atau mungkin, akhirnya mereka dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya atau akhirnya si anak mulai mencari pemecahan secara kreatif bagaimana tiba di pokestop yang tempatnya jauh banget yaitu, pesan kendaraan berbasis online atau nyetop angkutan umum yang lewat( note: penulis tidak menyarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil atau ojek berbasis online maupun manual).

Lanjut ke dampak negative. Nah….dampak negative inilah yang paling banget-nget-nget diinget masyarakat. Akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa Pokemon Go membahayakan nyawa si pengguna dan cenderung meningkatkan kriminalitas contoh; Main sambil nyetir mobil ato naik motor dan berjalan tanpa melihat keadaan sekitar terlebih dahulu. In my opinion, kalian sama aja membahayakan diri sendiri( kecuali: nyasar ke tempat orang, soledad, kesandung, jatoh ngegasruk, nyemplung ke comberan bahkan gak sengaja nyium tiang listrik sampai jontor, silahkan tanggung sendiri sakit dan malunya) dan lingkungan sekitar. Mau kalian sudah berpengalaman bertahun-tahun di jalan raya pake kendaraan pribadi sendiri juga saya tidak menyarankan. Cukup emak-emak bikers yang pake helm di lengan ketika di jalan raya dan angkot saja yang membuat kita repot di jalanan( no offense, tapi, itulah realita). Bicara soal kriminalitas, nah ini yang kudu diwaspadai. Indonesia masih banyak copet dan perampok, coy. Dengan mengeluarkan gadget untuk bermain Pokemon Go di ruang public, kemungkinan anda bisa saja dipalak memberikan gadget kalian. Tambah lagi beredar broadcast yang biasanya tersiar digrup gossip chatting( terjadi digrup chatting wa saya yang semestinya grup tersebut dipakai untuk pengumuman latihan bukan untuk gossip yang out of topic!) yang menjelaskan tentang Pokemon membuat penonton mengalami gangguan saraf. Lemme get straight! Pada tahun ‘97an ada satu episode pokemon yang efek gambarnya mendominasi cahaya berwarna biru,pink neon dan merah yang pergantian efeknya dalam waktu singkat sehingga mempengaruhi otak dan saraf dalam menerima pesan gambar tersebut. Memang benar Pokemon pernah membuat penontonnya diopname karena mengalami epilepsy gara-gara menonton episode tersebut namun, peristiwa itu hanya terjadi sekali karena episode tersebut sudah dibanned. Saya sendiri juga tidak menyarankan untuk nonton episode tersebut, bikin sakit mata. Dengan adanya episode tersebut(yang udah DI-BANNED, sekali lagi saya ingatkan SUDAH DI-BANNED, sodara-sodara) bukan berarti si Pokemon Company bakal meneruskan episode dengan memberikan efek-efek seperti episode itu bukan? Bisa-bisa dituntut lagi dan bangkrut atuh. Selain itu, kecanduan terhadap Pokemon Go rasa-rasanya nampak negatip di mata orang terutama di mata orang tua. That’s weird, gak cuma Pokemon Go doang kok yang bikin candu. Main Angry Bird bukannya bikin candu? Main Flappy Bird bukannya bikin candu( tambah lagi kecanduan beli gadget karena mainnya sambil dibanting sampe rusak)? Main Hay Day bukannya bikin candu?Main COC bukannya bikin candu? Main Clash of Royalty bukannya bikin candu? Kopi bukannya bikin candu? Rokok bukannya bikin candu? Nonton Uttaran bukannya bikin candu? Nonton Tukang Haji Naik Bubur bukannya candu? Nonton Bocah kedampar di Jalan bukannya candu? Berita burung yang lebih seru lagi, ya bawa-bawa agama. Atuh…..kita hidup di abad 21 kok gagal move on dan malah balik lagi ke zaman kegelapan alias Dark Age? ( silahkan googling sendiri bagaimana peradaban Dark Age) 
Manusia normal pasti akan melakukan cara apapun dari yang bersih hingga yang paling kotor untuk melindungi dan mempertahankan kepentingan dirinya. Salah satu cara kotor manusia melindungi dirinya adalah menyalahi atau mengkambinghitamkan sesuatu atau seseorang. Menyalahi aplikasi Pokemon Go adalah satu dari aplikasi maupun program lainnya yang dikambinghitamkan. Aplikasi itu benda mati sementara itu, manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk berpikir. Bila menggunakan aplikasi tersebut ada baiknya kita selaku pengguna untuk memikirkan konsekuensinya. Kalau memang celaka karena bermain Pokemon Go bukankah itu karena tidak memperhatikan keadaan sekitar? Bukankah sama saja porsinya ketika kita tidak memperhatikan lingkungan sekitar karena keasyikan mantengin gadget entah itu texting, gaming, chatting, selfing or whatever…Gak cuma soal Pokemon Go maupun gadget. Praktisi kehidupan sehari-hari kita ditentukan oleh pilihan yang telah pilih sendiri bukan benda mati ataupun orang lain. 
Saya mengakui bahwa saya mungkin membela yang pro namun, saya juga berusaha untuk bersikap netral. Dengan curcolan ini saya tidak mengharapkan pembaca untuk menjadi satu pikiran dengan saya. Mau gak setuju..sok atuh....nanggepin negatip? Monggo. Ini hanya curcolan semata yang berawal dari kekecewaan maupun kemuakan saya terhadap broadcast nonsense dan mengatasnamakan agama tentang dampak negatif Pokemon Go. Hanya satu harapan saya yakni; menghargai creator app tersebut yang udah susah payah membuatnya. Itu saja.
Salatiga, 17 Juli 2016
-Udey-

No comments: